Dalil-dalil Alquran yang diduga mendukung teori bumi bola diantarannya ialah:
A. I. Bumi berbentuk bulat,
خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأرْضَ بِالْحَقِّ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لأجَلٍ مُسَمًّى أَلا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ (5)
Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktuyang ditentukan. Ingatlah, Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Pengampun. Qs Azzumar :5
Mereka para penganut bumi bola menganggap ayat tersebut sebagai dalil bumi itu bulat
, يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ
Dia menutupkan malam atas siang dan
menutupkan siang atas malam.
Dia menutupkan malam atas siang dan
menutupkan siang atas malam.
padahal ayat tersebut tentang pergantian siang dan malam. Berikut ini tafsir dari ayat tersebut
.
ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺍﺑﻦ ﻛﺜﻴﺮ ( ﺍﻟﻤﺼﺪﺭ )
ﻳُﺨْﺒِﺮ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺃَﻧَّﻪُ ﺍﻟْﺨَﺎﻟِﻖ ﻟِﻤَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽ ﻭَﻣَﺎ ﺑَﻴْﻦ ﺫَﻟِﻚَ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺄَﺷْﻴَﺎﺀ ﻭَﺑِﺄَﻧَّﻪُ ﻣَﺎﻟِﻚ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚ ﺍﻟْﻤُﺘَﺼَﺮِّﻑ ﻓِﻴﻪِ ﻳُﻘَﻠِّﺐ ﻟَﻴْﻠﻪ ﻭَﻧَﻬَﺎﺭﻩ " ﻳُﻜَﻮِّﺭ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ ﻭَﻳُﻜَﻮِّﺭ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ " ﺃَﻱْ ﺳَﺨَّﺮَﻫُﻤَﺎ ﻳَﺠْﺮِﻳَﺎﻥِ ﻣُﺘَﻌَﺎﻗِﺒَﻴْﻦِ ﻟَﺎ ﻳَﻔْﺘُﺮَﺍﻥِ ﻛُﻞّ ﻣِﻨْﻬُﻤَﺎ ﻳَﻄْﻠُﺐ ﺍﻟْﺂﺧَﺮ ﻃَﻠَﺒًﺎ ﺣَﺜِﻴﺜًﺎ ﻛَﻘَﻮْﻟِﻪِ ﺗَﺒَﺎﺭَﻙَ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻰ " ﻳُﻐْﺸِﻲ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ ﻳَﻄْﻠُﺒﻪُ ﺣَﺜِﻴﺜًﺎ "
Allah Swt. memberitahukan bahwa Dialah Yang menciptakan langit, bumi, dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya. Dan bahwa Dia adalah Raja Yang mengaturnya, Dia jadikan malam dan siang hari silih berganti.
.
ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺍﺑﻦ ﻛﺜﻴﺮ ( ﺍﻟﻤﺼﺪﺭ )
ﻳُﺨْﺒِﺮ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺃَﻧَّﻪُ ﺍﻟْﺨَﺎﻟِﻖ ﻟِﻤَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽ ﻭَﻣَﺎ ﺑَﻴْﻦ ﺫَﻟِﻚَ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺄَﺷْﻴَﺎﺀ ﻭَﺑِﺄَﻧَّﻪُ ﻣَﺎﻟِﻚ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚ ﺍﻟْﻤُﺘَﺼَﺮِّﻑ ﻓِﻴﻪِ ﻳُﻘَﻠِّﺐ ﻟَﻴْﻠﻪ ﻭَﻧَﻬَﺎﺭﻩ " ﻳُﻜَﻮِّﺭ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ ﻭَﻳُﻜَﻮِّﺭ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ " ﺃَﻱْ ﺳَﺨَّﺮَﻫُﻤَﺎ ﻳَﺠْﺮِﻳَﺎﻥِ ﻣُﺘَﻌَﺎﻗِﺒَﻴْﻦِ ﻟَﺎ ﻳَﻔْﺘُﺮَﺍﻥِ ﻛُﻞّ ﻣِﻨْﻬُﻤَﺎ ﻳَﻄْﻠُﺐ ﺍﻟْﺂﺧَﺮ ﻃَﻠَﺒًﺎ ﺣَﺜِﻴﺜًﺎ ﻛَﻘَﻮْﻟِﻪِ ﺗَﺒَﺎﺭَﻙَ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻰ " ﻳُﻐْﺸِﻲ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ ﻳَﻄْﻠُﺒﻪُ ﺣَﺜِﻴﺜًﺎ "
Allah Swt. memberitahukan bahwa Dialah Yang menciptakan langit, bumi, dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya. Dan bahwa Dia adalah Raja Yang mengaturnya, Dia jadikan malam dan siang hari silih berganti.
يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ
Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam. (Az-Zumar: 5)
Yakni Allah-lah Yang menundukkan malam dan siang hari hingga keduanya berputar silih berganti tiada henti-hentinya, masing-masing dari keduanya mengejar yang lain dengan cepat. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا
Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Al-A'raf: 54)
Demikianlah menurut pengertian yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas r.a. Mujahid, Qatadah, As-Saddi, dan lain-lainnya.
ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺍﻟﺠﻼﻟﻴﻦ ( ﺍﻟﻤﺼﺪﺭ )
" ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻟﺴَّﻤَﻮَﺍﺕ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽ ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ " ﻣُﺘَﻌَﻠِّﻖ ﺑﺨَﻠَﻖَ "ﻳُﻜَﻮِّﺭ" ﻳُﺪْﺧِﻞ "ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ" ﻓَﻴَﺰِﻳﺪ " ﻭَﻳُﻜَﻮِّﺭ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ " ﻳُﺪْﺧِﻠﻪُ "ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ " ﻓَﻴَﺰِﻳﺪ "ﻭَﺳَﺨَّﺮَ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲ ﻭَﺍﻟْﻘَﻤَﺮ ﻛُﻞّ ﻳَﺠْﺮِﻱ " ﻓِﻲ ﻓُﻠْﻜﻪ "ﻟِﺄَﺟَﻞٍ ﻣُﺴَﻤَّﻰ " ﻟِﻴَﻮْﻡِ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔ
" ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻟﺴَّﻤَﻮَﺍﺕ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽ ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ " ﻣُﺘَﻌَﻠِّﻖ ﺑﺨَﻠَﻖَ "ﻳُﻜَﻮِّﺭ" ﻳُﺪْﺧِﻞ "ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ" ﻓَﻴَﺰِﻳﺪ " ﻭَﻳُﻜَﻮِّﺭ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ " ﻳُﺪْﺧِﻠﻪُ "ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ " ﻓَﻴَﺰِﻳﺪ "ﻭَﺳَﺨَّﺮَ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲ ﻭَﺍﻟْﻘَﻤَﺮ ﻛُﻞّ ﻳَﺠْﺮِﻱ " ﻓِﻲ ﻓُﻠْﻜﻪ "ﻟِﺄَﺟَﻞٍ ﻣُﺴَﻤَّﻰ " ﻟِﻴَﻮْﻡِ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔ
(Dia menciptakan langit dan bumi dengan -tujuan- yang benar) lafal Bilhaqqi berta'alluq kepada lafal Khalaqa (Dia menutupkan) yakni memasukkan (malam atas siang) sehingga waktu malam bertambah. (dan menutupkan siang) memasukkannya (atas malam) sehingga waktu siang bertambah (dan Dia menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan) pada garis edarnya (hingga waktu yang ditentukan) yakni hari kiamat. (Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa) Yang Maha Menang atas semua perkara-Nya dan Yang Maha Membalas terhadap musuh-musuh-Nya (lagi Maha Pengampun) kepada kekasih-kekasih-Nya.
(ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺍﻟﻘﺮﻃﺒﻲ ( ﺍﻟﻤﺼﺪﺭ
ﺃَﻱْ ﻳُﻠْﻘِﻲ ﻫَﺬَﺍ ﻋَﻠَﻰ ﻫَﺬَﺍ ﻭَﻫَﺬَﺍ ﻋَﻠَﻰ ﻫَﺬَﺍ . ﻭَﻫَﺬَﺍ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻌْﻨَﻰ ﺍﻟﺘَّﻜْﻮِﻳﺮ ﻓِﻲ ﺍﻟﻠُّﻐَﺔ , ﻭَﻫُﻮَ ﻃَﺮْﺡ ﺍﻟﺸَّﻲْﺀ ﺑَﻌْﻀﻪ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﻌْﺾ ; ﻳُﻘَﺎل ﻛَﻮَّﺭَ ﺍﻟْﻤَﺘَﺎﻉ ﺃَﻱْ ﺃَﻟْﻘَﻰ ﺑَﻌْﻀﻪ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﻌْﺾ ; ﻭَﻣِﻨْﻪُ ﻛَﻮْﺭ ﺍﻟْﻌِﻤَﺎﻣَﺔ . ﻭَﻗَﺪْ ﺭُﻭِﻱَ ﻋَﻦْ ﺍِﺑْﻦ ﻋَﺒَّﺎﺱ ﻫَﺬَﺍ ﻓِﻲ ﻣَﻌْﻨَﻰ ﺍﻟْﺂﻳَﺔ . ﻗَﺎﻝَ : ﻣَﺎ ﻧَﻘَﺺَ ﻣِﻦْ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ ﺩَﺧَﻞَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ ﻭَﻣَﺎ ﻧَﻘَﺺَ ﻣِﻦْ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ ﺩَﺧَﻞَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ . ﻭَﻫُﻮَ ﻣَﻌْﻨَﻰ ﻗَﻮْﻟِﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ : " ﻳُﻮﻟِﺞ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ ﻭَﻳُﻮﻟِﺞ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ
ﻓِﻲ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ " [ ﻓَﺎﻃِﺮ : 13 ] ﻭَﻗِﻴﻞَ : ﺗَﻜْﻮِﻳﺮ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ ﺗَﻐْﺸِﻴَﺘﻪ ﺇِﻳَّﺎﻩُ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺬْﻫَﺐ ﺿَﻮْﺀُﻩُ , ﻭَﻳُﻐْﺸِﻲ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ ﻓَﻴُﺬْﻫِﺐ ﻇُﻠْﻤَﺘَﻪُ , ﻭَﻫَﺬَﺍ ﻗَﻮْﻝ ﻗَﺘَﺎﺩَﺓ .
(ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺍﻟﺴﻌﺪﻱ ( ﺍﻟﻤﺼﺪﺭ
ﻳﺠﻲﺀ ﺑﺎﻟﻠﻴﻞ ﻭﻳﺬﻫﺐ ﺑﺎﻟﻨﻬﺎﺭ , ﻭﻳﺠﻲﺀ ﺑﺎﻟﻨﻬﺎﺭ ﻭﻳﺬﻫﺐ ﺑﺎﻟﻠﻴﻞ , ﻭﺫﻟﻞ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﻭﺍﻟﻘﻤﺮ ﺑﺎﻧﺘﻈﺎﻡ ﻟﻤﻨﺎﻓﻊ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩ
ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺍﻟﻄﺒﺮﻱ ( ﺍﻟﻤﺼﺪﺭ) ﻳُﻐَﺸِّﻲ ﻫَﺬَﺍ ﻋَﻠَﻰ ﻫَﺬَﺍ , ﻭَﻫَﺬَﺍ ﻋَﻠَﻰ ﻫَﺬَﺍ , ﻛَﻤَﺎ ﻗَﺎﻝَ } ﻳُﻮﻟِﺞ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ ﻭَﻳُﻮﻟِﺞ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ ﻓِﻲ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ { 22 61 ﻭَﺑِﻨَﺤْﻮِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻗُﻠْﻨَﺎ
ﻓِﻲ ﺫَﻟِﻚَ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﻫْﻞ ﺍﻟﺘَّﺄْﻭِﻳﻞ : ﺫِﻛْﺮ ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻝَ ﺫَﻟِﻚَ : -23125
ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲ ﻋَﻠِﻲّ , ﻗَﺎﻝَ : ﺛﻨﺎ ﺃَﺑُﻮ ﺻَﺎﻟِﺢ .... ﻳَﻘُﻮﻝ : ﻳَﺤْﻤِﻞ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ . 23128 -ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪ , ﻗَﺎﻝَ : ﺛﻨﺎ ﺃَﺣْﻤَﺪ .... ﻗَﺎﻝَ: ﻳَﺠِﻲﺀ ﺑِﺎﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ ﻭَﻳَﺬْﻫَﺐ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ , ﻭَﻳَﺠِﻲﺀ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ , ﻭَﻳَﺬْﻫَﺐ ﺑِﺎﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ
Tidak ada dari tafsir-tafsir tersebut yang mengatakan bumi itu bulat bola
A. II. QS. An-Naziat 30
وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَٰلِكَ دَحَاهَا
Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya (QS. An-Naziat 30)
Salah satu arti Dahaha adalah dihamparkan. Dan kata Dahaha juga merupakan turunan dari kata bahasa Arab Duya yang artinya, "Telur." Kita mengetahui bahwa bentuk bumi tidak sepenuhnya buat seperti bola. Bentuknya hampir seperti telur, yaitu agak lonjong dan bagian tengahnya agak membesar.
Kata bahasa Arab Duya bukan bermakna telur pada umumnya, tetapi maknanya lebih spesifik yaitu telur burung unta. Jika Kita perhatikan telur burung unta bentuknya hampir menyerupai bola.
Uraian di atas adalah penafsiran dari seorang Ustadz DR. Zakir Naik, sebenarnya penafsiran Beliau ini bersendirian, tidak ada Ulama yang menafsirkan seperti apa yang Beliau Paparkan.
bumi sesudah itu dihamparkan-Nya (dahaha).
Kata Arab “Dahaha” berasal dari kata kerja “daha” yang diturunkan dari kata kerja “dahu” yang dapat berarti membentangkan, mendorong, melemparkan, menggerakkan.
Pendapat Cendekiawan Arab soal Bentuk Bumi
Lain halnya dengan video yang kami temukan dari Abu Ismael Channel di youtube. Channel itu mengumpulkan banyak pendapat ulama arab saudi yang penjelasannya juga se kredibel seorang Dr Zakir Naik
Berikut ini rangkuman penjelasannya
Dalam video itu dijelaskan bahwa kata “Dahaha“(دَحَىٰهَآ) tidak berarti membuat sesuatu yang berbentuk telur burung unta. Dalam teks-teks klasik islam tidak pernah ada yang mendukung definisi itu. Jika ingin menuliskan kata bahwa bumi berbentuk telur burung unta, maka cara menulisnya akan seperti ini.
الارض كالادحي
“Bumi seperti telur burung unta”
“Dahaa” dalam bahasa Arab klasik berarti “Menghamparkan” atau “Meluaskan”. Itulah artinya secara umum. Cara untuk memahami bahasa Arab dengan baik adalah dengan cara memahami bagaimana orang Arab kuno menggunakan kata itu. Orang arab kuno menggunakan kata “Dahaa” untuk menjelaskan tindakan seekor burung unta dalam mempersiapkan sarangnya di tanah.
Habitat tinggal burung unta tanahnya sangat keras. Maka burung unta perlu mempersiapkan sarang dengan cara melembutkan tanah itu dengan paruh dan kakinya sebelum telur di letakan. Allah menggunakan kata “Dahaa” untuk menjelaskan persiapan Nya dalam menciptakan bumi untuk umat manusia dan makhluk hidup lainnya.
Tafsir Jalalain (QS. An-Naziat 30) :
" وَالْأَرْض بَعْد ذَلِكَ دَحَاهَا " بَسَطَهَا وَكَانَتْ مَخْلُوقَة قَبْل السَّمَاء مِنْ غَيْر دَحْو
(Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya) yakni dijadikan-Nya dalam bentuk terhampar, sebenarnya penciptaan bumi itu sebelum penciptaan langit, tetapi masih belum terhamparkan.
Tafsir ibnu katsir
« والأرض بعد ذلك دحاها » فسره بقوله تعالى « أخرج منها ماءها ومرعاها » وقد تقدم في سورة حم السجدة أن الأرض خلقت قبل خلق السماء ولكن إنما دحيت بعد خلق السماء بمعنى أنه أخرج ما كان فيها بالقوة إلى الفعل وهذا معنى قول ابن عباس وغير واحد واختاره ابن جرير وقال ابن أبي حاتم حدثنا أبي حدثنا عبد الله بن جعفر الرقي حدثنا عبيد الله يعني ابن عمرو عن زيد بن أبي أنيسة عن المنهال بن عمرو عن سعيد بن جبير عن ابن عباس « دحاها » ودحيها أن أخرج منها الماء والمرعى وشقق فيها الأنهار وجعل فيها الجبال والرمال والسبل والآكام فذلك قوله « والأرض بعد ذلك دحاها »
(ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺍﻟﻘﺮﻃﺒﻲ ( ﺍﻟﻤﺼﺪﺭ
ﺃَﻱْ ﻳُﻠْﻘِﻲ ﻫَﺬَﺍ ﻋَﻠَﻰ ﻫَﺬَﺍ ﻭَﻫَﺬَﺍ ﻋَﻠَﻰ ﻫَﺬَﺍ . ﻭَﻫَﺬَﺍ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻌْﻨَﻰ ﺍﻟﺘَّﻜْﻮِﻳﺮ ﻓِﻲ ﺍﻟﻠُّﻐَﺔ , ﻭَﻫُﻮَ ﻃَﺮْﺡ ﺍﻟﺸَّﻲْﺀ ﺑَﻌْﻀﻪ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﻌْﺾ ; ﻳُﻘَﺎل ﻛَﻮَّﺭَ ﺍﻟْﻤَﺘَﺎﻉ ﺃَﻱْ ﺃَﻟْﻘَﻰ ﺑَﻌْﻀﻪ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﻌْﺾ ; ﻭَﻣِﻨْﻪُ ﻛَﻮْﺭ ﺍﻟْﻌِﻤَﺎﻣَﺔ . ﻭَﻗَﺪْ ﺭُﻭِﻱَ ﻋَﻦْ ﺍِﺑْﻦ ﻋَﺒَّﺎﺱ ﻫَﺬَﺍ ﻓِﻲ ﻣَﻌْﻨَﻰ ﺍﻟْﺂﻳَﺔ . ﻗَﺎﻝَ : ﻣَﺎ ﻧَﻘَﺺَ ﻣِﻦْ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ ﺩَﺧَﻞَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ ﻭَﻣَﺎ ﻧَﻘَﺺَ ﻣِﻦْ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ ﺩَﺧَﻞَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ . ﻭَﻫُﻮَ ﻣَﻌْﻨَﻰ ﻗَﻮْﻟِﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ : " ﻳُﻮﻟِﺞ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ ﻭَﻳُﻮﻟِﺞ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ
ﻓِﻲ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ " [ ﻓَﺎﻃِﺮ : 13 ] ﻭَﻗِﻴﻞَ : ﺗَﻜْﻮِﻳﺮ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ ﺗَﻐْﺸِﻴَﺘﻪ ﺇِﻳَّﺎﻩُ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺬْﻫَﺐ ﺿَﻮْﺀُﻩُ , ﻭَﻳُﻐْﺸِﻲ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ ﻓَﻴُﺬْﻫِﺐ ﻇُﻠْﻤَﺘَﻪُ , ﻭَﻫَﺬَﺍ ﻗَﻮْﻝ ﻗَﺘَﺎﺩَﺓ .
(ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺍﻟﺴﻌﺪﻱ ( ﺍﻟﻤﺼﺪﺭ
ﻳﺠﻲﺀ ﺑﺎﻟﻠﻴﻞ ﻭﻳﺬﻫﺐ ﺑﺎﻟﻨﻬﺎﺭ , ﻭﻳﺠﻲﺀ ﺑﺎﻟﻨﻬﺎﺭ ﻭﻳﺬﻫﺐ ﺑﺎﻟﻠﻴﻞ , ﻭﺫﻟﻞ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﻭﺍﻟﻘﻤﺮ ﺑﺎﻧﺘﻈﺎﻡ ﻟﻤﻨﺎﻓﻊ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩ
ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺍﻟﻄﺒﺮﻱ ( ﺍﻟﻤﺼﺪﺭ) ﻳُﻐَﺸِّﻲ ﻫَﺬَﺍ ﻋَﻠَﻰ ﻫَﺬَﺍ , ﻭَﻫَﺬَﺍ ﻋَﻠَﻰ ﻫَﺬَﺍ , ﻛَﻤَﺎ ﻗَﺎﻝَ } ﻳُﻮﻟِﺞ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ ﻭَﻳُﻮﻟِﺞ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ ﻓِﻲ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ { 22 61 ﻭَﺑِﻨَﺤْﻮِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻗُﻠْﻨَﺎ
ﻓِﻲ ﺫَﻟِﻚَ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﻫْﻞ ﺍﻟﺘَّﺄْﻭِﻳﻞ : ﺫِﻛْﺮ ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻝَ ﺫَﻟِﻚَ : -23125
ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲ ﻋَﻠِﻲّ , ﻗَﺎﻝَ : ﺛﻨﺎ ﺃَﺑُﻮ ﺻَﺎﻟِﺢ .... ﻳَﻘُﻮﻝ : ﻳَﺤْﻤِﻞ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭ . 23128 -ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪ , ﻗَﺎﻝَ : ﺛﻨﺎ ﺃَﺣْﻤَﺪ .... ﻗَﺎﻝَ: ﻳَﺠِﻲﺀ ﺑِﺎﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ ﻭَﻳَﺬْﻫَﺐ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ , ﻭَﻳَﺠِﻲﺀ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ , ﻭَﻳَﺬْﻫَﺐ ﺑِﺎﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ
Tidak ada dari tafsir-tafsir tersebut yang mengatakan bumi itu bulat bola
A. II. QS. An-Naziat 30
وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَٰلِكَ دَحَاهَا
Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya (QS. An-Naziat 30)
Salah satu arti Dahaha adalah dihamparkan. Dan kata Dahaha juga merupakan turunan dari kata bahasa Arab Duya yang artinya, "Telur." Kita mengetahui bahwa bentuk bumi tidak sepenuhnya buat seperti bola. Bentuknya hampir seperti telur, yaitu agak lonjong dan bagian tengahnya agak membesar.
Kata bahasa Arab Duya bukan bermakna telur pada umumnya, tetapi maknanya lebih spesifik yaitu telur burung unta. Jika Kita perhatikan telur burung unta bentuknya hampir menyerupai bola.
Uraian di atas adalah penafsiran dari seorang Ustadz DR. Zakir Naik, sebenarnya penafsiran Beliau ini bersendirian, tidak ada Ulama yang menafsirkan seperti apa yang Beliau Paparkan.
bumi sesudah itu dihamparkan-Nya (dahaha).
Kata Arab “Dahaha” berasal dari kata kerja “daha” yang diturunkan dari kata kerja “dahu” yang dapat berarti membentangkan, mendorong, melemparkan, menggerakkan.
Pendapat Cendekiawan Arab soal Bentuk Bumi
Lain halnya dengan video yang kami temukan dari Abu Ismael Channel di youtube. Channel itu mengumpulkan banyak pendapat ulama arab saudi yang penjelasannya juga se kredibel seorang Dr Zakir Naik
Berikut ini rangkuman penjelasannya
Dalam video itu dijelaskan bahwa kata “Dahaha“(دَحَىٰهَآ) tidak berarti membuat sesuatu yang berbentuk telur burung unta. Dalam teks-teks klasik islam tidak pernah ada yang mendukung definisi itu. Jika ingin menuliskan kata bahwa bumi berbentuk telur burung unta, maka cara menulisnya akan seperti ini.
الارض كالادحي
“Bumi seperti telur burung unta”
“Dahaa” dalam bahasa Arab klasik berarti “Menghamparkan” atau “Meluaskan”. Itulah artinya secara umum. Cara untuk memahami bahasa Arab dengan baik adalah dengan cara memahami bagaimana orang Arab kuno menggunakan kata itu. Orang arab kuno menggunakan kata “Dahaa” untuk menjelaskan tindakan seekor burung unta dalam mempersiapkan sarangnya di tanah.
Habitat tinggal burung unta tanahnya sangat keras. Maka burung unta perlu mempersiapkan sarang dengan cara melembutkan tanah itu dengan paruh dan kakinya sebelum telur di letakan. Allah menggunakan kata “Dahaa” untuk menjelaskan persiapan Nya dalam menciptakan bumi untuk umat manusia dan makhluk hidup lainnya.
Tafsir Jalalain (QS. An-Naziat 30) :
" وَالْأَرْض بَعْد ذَلِكَ دَحَاهَا " بَسَطَهَا وَكَانَتْ مَخْلُوقَة قَبْل السَّمَاء مِنْ غَيْر دَحْو
(Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya) yakni dijadikan-Nya dalam bentuk terhampar, sebenarnya penciptaan bumi itu sebelum penciptaan langit, tetapi masih belum terhamparkan.
Tafsir ibnu katsir
« والأرض بعد ذلك دحاها » فسره بقوله تعالى « أخرج منها ماءها ومرعاها » وقد تقدم في سورة حم السجدة أن الأرض خلقت قبل خلق السماء ولكن إنما دحيت بعد خلق السماء بمعنى أنه أخرج ما كان فيها بالقوة إلى الفعل وهذا معنى قول ابن عباس وغير واحد واختاره ابن جرير وقال ابن أبي حاتم حدثنا أبي حدثنا عبد الله بن جعفر الرقي حدثنا عبيد الله يعني ابن عمرو عن زيد بن أبي أنيسة عن المنهال بن عمرو عن سعيد بن جبير عن ابن عباس « دحاها » ودحيها أن أخرج منها الماء والمرعى وشقق فيها الأنهار وجعل فيها الجبال والرمال والسبل والآكام فذلك قوله « والأرض بعد ذلك دحاها »
وَالأرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا
Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. (An-Nazi'at: 30)
yang hal ini diperjelas oleh firman berikutnya:
أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا
Ia memancarkan darinya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. (An-Nazi'at: 31).
Dalam tafsir surat Ha Mim Sajdah telah diterangkan bahwa bumi diciptakan sebelum penciptaan langit, tetapi bumi baru dihamparkan sesudah langit diciptakan. Dengan kata lain, Allah Swt. baru mengeluarkan semua yang terkandung di dalam bumi dengan kekuasaan-Nya ke Alam wujud (setelah langit diciptakan). Demikianlah makna ucapan Ibnu Abbas dan yang lainnya yang bukan hanya seorang, kemudian dipilih oleh Ibnu Jarir.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayakku, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ja'far Ar-Ruqqi, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah (yakni Ibnu Umar), dari Zaid ibnu Abu Anisah, dari Al-Minhal ibnu Amr dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna dahhaha, bahwa makna yang dimaksud ialah mengeluarkan mata airnya dan tetumbuhannya serta membelahjalan-jalan sungai-sungainya dan menjadikan padanya gunung-gunung, padang pasir, jalan-jalan, dan dataran-dataran tingginya. Yang demikian itulah yang dimaksud oleh firman-Nya: Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. (An-Nazi'at: 30). Hal ini telah dijelaskan keterangannya sebelumnya.
B. Bumi berotasi dan berevolusi
وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ (88)
وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ (88)
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka semua tetap di tempatnya, padahal semuanya berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan. An naml 88
Meraka menganggap ayat tersebut dalil bumi itu berotasi, padahal ayat tersebut menceritakan peristiwa kiamat, ayat tersebut masih ada hubungannya dengan ayat yang sebelum dan yang sesudahnya,
An-Naml, ayat 87-90
An-Naml, ayat 87-90
وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ إِلا مَنْ شَاءَ اللَّهُ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ (87) وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ (88) مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِنْهَا وَهُمْ مِنْ فَزَعٍ يَوْمَئِذٍ آمِنُونَ (89) وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَكُبَّتْ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ هَلْ تُجْزَوْنَ إِلا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (90)
Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah, Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka semua tetap di tempatnya, padahal semuanya berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan. Barang siapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh (balasan) yang lebih baik darinya, sedangkan mereka itu adalah orang-orang yang aman tenteram dari kejutan yang dahsyat pada hari itu. Dan barang siapa yang membawa kejahatan, maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka. Tiadalah kamu dibalasi, melainkan (setimpal) dengan apa yang dahulu kamu kerjakan.
لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ (40)
. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan, dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.
Masing-masing beredar pada garis edarnya, mereka menganggap bumi juga ikut beredar padahal pembahasan tentang bumi sudah dibahas diayat 33 surat yasin dan sudah tidak ada hubungannya dengan ayat 40, bila dilihat ditafsir pun yang ikut beredar dengan matahari dan bulan ialah bintang-bintang
"لَا الشَّمْس يَنْبَغِي)" يَسْهُل وَيَصِحّ ("لَهَا أَنْ تُدْرِك الْقَمَر)" فَتَجْتَمِع مَعَهُ فِي اللَّيْل "(وَلَا اللَّيْل سَابِق النَّهَار)" فَلَا يَأْتِي قَبْل انْقِضَائِهِ "(وَكُلّ)" تَنْوِينه عِوَض عَنْ الْمُضَاف إلَيْهِ مِنْ الشَّمْس وَالْقَمَر وَالنُّجُوم "(فِي فَلَك)" مُسْتَدِير "(يَسْبَحُونَ)" يَسِيرُونَ نَزَلُوا مَنْزِلَة الْعُقَلَاء
(Tafsir jalalain)
(Tafsir jalalain)
Bila matahari, bulan beredar, siang, malam beredar berarti buminya diam,
Bila melihat ilustrasi siang dan malam pada video bumi datar siang malam yang berputar bumi diam itu sangat cocok, kemungkinannya kenapa menyebutkan siang dan malam, tidak menyebutkan matahari dan bulan saja yang beredar,
Karena penyebab siang adanya matahari, dan penyebab malam bukan karena adanya bulan, malam tetap ada walau bulan tidak terlihat, seperti di tanggal 28-29 bulan hijriyah.dan itu untuk menghilangkan anggapan orang yang berkata bahwa malam mesti ada bulan.
Karena penyebab siang adanya matahari, dan penyebab malam bukan karena adanya bulan, malam tetap ada walau bulan tidak terlihat, seperti di tanggal 28-29 bulan hijriyah.dan itu untuk menghilangkan anggapan orang yang berkata bahwa malam mesti ada bulan.
Di ayat yang lain
وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالْنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالْنُّجُومُ مُسَخَّرَاتٌ بِأَمْرِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Q.S 16:12
Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu, dan bintang-bintang (ditundukkan untukmu) dikendalikan dengan perintah-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang mengerti,
C. Big bang. Ledakan besar
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلا يُؤْمِنُونَ (30)
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman. Al anbiya 30.
Tafsir ibnu katsir
أي الجاحدون لإلهيته العابدون معه غيره ألم يعلموا أن الله هو المستقل بالخلق المستبد بالتدبير فكيف يليق أن يعبد معه غيره أو يشرك به ما سواه ألم يروا أن السموات والأرض كانتا رتقا أي كان الجميع متصلا بعضه ببعض متلاصق متراكم بعضه فوق بعض في إبتداء الأمر ففتق هذه من هذه فجعل السموات سبعا والأرض سبعا وفصل بين السماء الدنيا والأرض بالهواء فأمطرت السماء وأنبتت الأرض ولهذا قال
Yakni orang-orang yang mengingkari ketuhanan-Nya lagi menyembah yang lain bersama Dia. Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah, Dialah Yang Maha Menyendiri dalam menciptakan makhluk-Nya, lagi Mahakuasa dalam mengatur makhluk-Nya. Maka apakah pantas bila Dia disembah bersama dengan yang selain-Nya, atau mempersekutukan-Nya dengan yang lain? Tidakkah mereka perhatikan bahwa langit dan bumi itu pada asalnya menyatu. Dengan kata lain, satu sama lainnya menyatu dan bertumpuk-tumpuk pada mulanya. Lalu keduanya dipisahkan dari yang lain, maka langit dijadikan-Nya tujuh lapis, bumi dijadikan-Nya tujuh lapis pula. Dia memisahkan antara langit yang terdekat dan bumi dengan udara, sehingga langit dapat menurunkan hujannya dan dapat membuat tanah (bumi) menjadi subur karenanya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
Mereka mencocokan teori bigbang dengan ayat tersebut, tapi tidak akan cocok, teori bigbang dan heliosentrik menganggap bumi bagaikan debu diangkasa, tercipta atas ketidak sengajaan tanpa campur tangan tuhan, sedangakan di alquran bumi sering sekali bersandingan dengan langit, karena merupakan pasangan, diayat yang lain langit dan bumi diciptakan dalam enam masa, dan itu sudah selesai, langit menurut quran merupakan atap bagi bumi, bumi bukan benda langit. sedangkan langit menurut sains modern ialah ruang hampa yang tidak ada batasnya dan bumi pun termasuk benda langit. Teori bigbang cendrung menjelaskan bahwa bumi, bulan, matahari dan pelanet-pelanet adalah tadinya satu terus meledak jadilah banyak, tanpa menyebut langit.
Big bang itu teorinya seperti berikut ini:
Teori Big Bang atau ledakan besar
adalah teori terbentuknya alam semesta yang paling terkenal dan paling masuk akal. Teori ini menyatakan bahwa alam
semesta ini berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian meledak dan mengembang sekitar 13.700 juta tahun yang lalu. Big Bang adalah teori yang paling banyak didukung oleh sederetan bukti ilmiah sehingga dapat diterima oleh semua
kalangan baik para ilmuwan maupun orang awam. Uniknya, teori ini juga dapat menentukan akhir dari alam semesta.Teori Big Bang pertama kali ditemukan oleh Abbe Georges Lemaitre, seorang kosmolog asal Belgia pada tahun 1920- an. Menurutnya, alam semesta ini mulanya berasal dari gumpalan superatom yang berbentuk bola api kecil dengan ukuran sangat kecil. Gumpalan itu semakin lama semakin memadat dan memanas, kemudian meledak dan memuntahkan seluruh isi dari alam semesta. Big Bang melepaskan sejumlah besar energi di alam semesta yang kemudian
membentuk seluruh materi alam
semesta dan kemudian berkembang
hingga menjadi bentuk yang sekarang ini dan akan terus berkembang. Atom hidrogen terbentuk bersamaan saat energi dari Big Bang meluas keluar.
Atom hidrogen tersebut terus
bertambah banyak dan berkumpul
membentuk debu dan awan hidrogen atau biasa disebut nebula. Awan hidrogen tersebut bertambah padat dan memanas hinga temperatur jutaan derajat celcius. Awan hidrogen ini menjadi bahan pembentuk bintang-bintang di alam semesta. Setelah terbentuk banyak bintang, bintang tersebut berkumpul membentuk kelompok yang kemudian disebut galaksi. Dari galaksi, lahirlah milyaran
tata surya. Salah satunya adalah yang kita tinggali sekarang ini.
Teori Big Bang juga menjelaskan bahwa alam semesta memiliki siklus yang berulang. Pada suatu titik, alam semesta akan berhenti mengembang dan malah menyusut. Semua akan ditarik dan menyisakan lubang hitam besar. Inilah yang disebut dengan Big Crunch, yang merupakan kelanjutan teori dari Big Bang. Menurut teori Big Crunch, alam semesta tidak akan mengalami akhir karena ia membentuk sebuah siklus. Ia akan meledak, mengembang, menyusut, lalu menghilang dan terus menerus seperti itu. Dalam kata lain, alam semesta akan bereinkarnasi.
Teori Big Bang atau ledakan besar
adalah teori terbentuknya alam semesta yang paling terkenal dan paling masuk akal. Teori ini menyatakan bahwa alam
semesta ini berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian meledak dan mengembang sekitar 13.700 juta tahun yang lalu. Big Bang adalah teori yang paling banyak didukung oleh sederetan bukti ilmiah sehingga dapat diterima oleh semua
kalangan baik para ilmuwan maupun orang awam. Uniknya, teori ini juga dapat menentukan akhir dari alam semesta.Teori Big Bang pertama kali ditemukan oleh Abbe Georges Lemaitre, seorang kosmolog asal Belgia pada tahun 1920- an. Menurutnya, alam semesta ini mulanya berasal dari gumpalan superatom yang berbentuk bola api kecil dengan ukuran sangat kecil. Gumpalan itu semakin lama semakin memadat dan memanas, kemudian meledak dan memuntahkan seluruh isi dari alam semesta. Big Bang melepaskan sejumlah besar energi di alam semesta yang kemudian
membentuk seluruh materi alam
semesta dan kemudian berkembang
hingga menjadi bentuk yang sekarang ini dan akan terus berkembang. Atom hidrogen terbentuk bersamaan saat energi dari Big Bang meluas keluar.
Atom hidrogen tersebut terus
bertambah banyak dan berkumpul
membentuk debu dan awan hidrogen atau biasa disebut nebula. Awan hidrogen tersebut bertambah padat dan memanas hinga temperatur jutaan derajat celcius. Awan hidrogen ini menjadi bahan pembentuk bintang-bintang di alam semesta. Setelah terbentuk banyak bintang, bintang tersebut berkumpul membentuk kelompok yang kemudian disebut galaksi. Dari galaksi, lahirlah milyaran
tata surya. Salah satunya adalah yang kita tinggali sekarang ini.
Teori Big Bang juga menjelaskan bahwa alam semesta memiliki siklus yang berulang. Pada suatu titik, alam semesta akan berhenti mengembang dan malah menyusut. Semua akan ditarik dan menyisakan lubang hitam besar. Inilah yang disebut dengan Big Crunch, yang merupakan kelanjutan teori dari Big Bang. Menurut teori Big Crunch, alam semesta tidak akan mengalami akhir karena ia membentuk sebuah siklus. Ia akan meledak, mengembang, menyusut, lalu menghilang dan terus menerus seperti itu. Dalam kata lain, alam semesta akan bereinkarnasi.
https://www.kompasiana.com/regitacahyamhrn/59ad235982386a04970e5784/big-bang-teori-yang-menjelaskan-terbentuknya-alam-semesta-dan-memprediksi-akhir-alam-semesta
Harus diingat pula yang namanya ledakan itu biasanya untuk menghancurkan bukan untuk menciptakan.